Kamis, 06 Mei 2010

Respon Stres Bayi Laki dan Perempuan Beda


MELBOURNE, KOMPAS.com - Riset yang dilakukan para peneliti Australia menunjukkan bahwa bayi laki-laki dan perempuan merespon stres secara berbeda. Perbedaan gender ini juga berpengaruh pada kemampuan mereka bertahan dari komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan.

Sejak di dalam kandungan, bayi laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan perkembangan dan pertumbuhan mengikuti tekanan yang datang dari luar, seperti kebiasaan merokok atau stres psikologi.

"Bayi laki-laki dan perempuan akan merespon stres secara berbeda mengikuti pola pertumbuhan," kata Profesor Vicki Clifton dari Robinson Institute Pregnancy and Developmental Group.

Pada janin laki-laki, saat sang ibu stres, ia akan berpura-pura seperti tidak terjadi sesuatu dan tetap tumbuh sehingga ia bisa tumbuh besar semaksimal yang ia mampu. Sebaliknya dengan janin bayi perempuan, ketika merespon stres ibunya, hal itu akan mengurangi pertumbuhannya sedikit.

"Ketika terjadi tekanan lain dalam kehamilan, seperti stres karena faktor lain atau sumber yang sama, bayi perempuan akan melanjutkan tumbuh pada jalannya dan baik-baik saja, namun bayi laki-laki tidak bisa menghadapinya dan berisiko lahir sebelum waktunya atau berhenti tumbuh," kata Prof. Clifton.

Ia menjelaskan, perbedaan respon pertumbuhan pada bayi laki-laki dan perempuan telah lama diobservasi para ahli, khususnya pada kehamilan dengan komplikasi, seperti asma, pre-eklampsia, konsumsi tembakau dalam kehamilan serta pencetus stres lain, termasuk stres psikologi. Menurutnya, perbedaan pola pertumbuhan itu terjadi karena perubahan pada fungsi plasenta yang dipicu oleh hormon stres, kortisol.

Pada bayi perempuan, peningkatan hormon kortisol menyebabkan perubahan fungsi plasenta yang menyebabkan berkurangnya laju pertumbuhan, namun naiknya hormon kortisol pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki tidak menyebabkan perubahan fungsi tersebut.

Hasil riset ini diharapkan akan memberikan terapi yang spesifik sesuai jenis gender bayi untuk mencegah kelahiran bayi prematur. Hal ini juga penting untuk membantu dokter dalam menilai perkembangan janin secara lebih akurat. "Kami mencari kejadian apa yang bisa menyebabkan perubahan pada pertumbuhan bayi, apa penyebabnya dan bagaimana meningkatkan kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar